Sabtu, 05 September 2015

A New Beginning

Hello there!

It's been such a long time since i've posted something on this blog. In this saturday night, where some peope choose to go out with friends or family to mall or cafes, i choose to stay in my room with my favourite pillow and blanket. I wanna put everything inside my head here, in this hidden blog of mine. Everything which has been bothering me for weeks 'till this moment.

Holiday is over and my holiday wasn't that good. I actually wanted to post about my holiday here but all i did in holiday was studying and studying. Things didn't go as i planned them to be, but it's okay since i need to start my uni life.
Welcome to college!
Yeay.
After going through hard times at the end of my senior high school, i finally become a college student. I'm currently studying in Indonesia University of Education in Bandung, West Java, majoring civil engineering. Well, i can't even believe it myself that i'm here and it's real.

College life isn't that great. I miss my high school life already. The problem is i need to be away from home, from my family. I need to live alone here, and i keep missing home.

"I miss my home, i miss myself, and i miss you.."

Ah, that song lyric really gets me. That's absolutely what i'm feeling right now. It's not easy to start a new life, to accept changes, to begin again, to forget the past. But hard times will pass. Shits will pass. So, i keep telling myself that it's all gonna be okay because success needs struggle. I need to be strong and grow up. It's gonna be hard at the beginning but everything will be worth it at the end.

So, here's to a new chapter of life, a new adventure, and a new beginning. 

P.s; the song title is A New World by Nadya Fatira. Go listen to that song asap! :p


Senin, 20 April 2015

Selamat Tinggal



Selamat tinggal.

Aku tidak pernah menyukai dua kata itu. Aku membencinya. Kita tidak seharusnya mengucapkan selamat tinggal di situasi dan kondisi apapun. Dua kata itu hanya menunjukkan perpisahan, seakan-akan semuanya berakhir dan tidak akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Tidak masuk akal dan tidak rasional. Sebagai manusia yang di anugerahi banyak hal oleh Tuhan, seharusnya kita melakukan apapun agar perpisahan itu tidak terjadi.

Seharusnya, kita mengubahnya dengan ucapan sampai berjumpa. Dua kata itu lebih memiliki arti. Memiliki tanda bahwa akan ada pertemuan selanjutnya, dan tidak akan terjadi perpisahan. Untuk apa berpisah jika masih bisa bertemu? Setidaknya kita harus berusaha, melakukan apapun, agar kata selamat tinggal tidak terucap dan semuanya tidak berakhir.

Namun, rupanya nasibku kurang beruntung. Dua kata itu kembali aku dengar lima menit lalu.

"Selamat tinggal."

Ia mengatakannya. Orang favoritku di dunia mengucapkan selamat tinggal. Dua kata yang paling aku benci.

Tidak mungkin. Aku salah dengar. Iya, aku salah dengar. Ia tidak mungkin mengatakannya.

"I will never say goodbye to you." Itu katanya, dua tahun yang lalu, di bawah terangnya sinar bulan.

Namun lagi-lagi, rupanya nasibku kurang beruntung. Aku menyadari bahwa ia benar-benar mengatakannya. Orang favoritku di dunia mengucapkan selamat tinggal. Aku menyadarinya saat melihat punggungnya berjalan menjauh dan tidak menoleh sekalipun.

Saat itu pun tangisku pecah.

Perpisahan itu nyata. Tidak akan ada lagi pertemuan-pertemuan selanjutnya dengannya. Ia sudah pergi.

Meninggalkanku di bawah terangnya sinar bulan.

Kamis, 16 April 2015

Here, again.

Hey.

It's been such a long time since i've written something in this blog. I've been waiting for this moment for a long time to finally sit here in front of my laptop and write about anything. It's been hard and rough and busy these days. But it's over hooray! The exams, try outs, and anything, it's finally come to an end. I'm so glad i survived high school eventhough i haven't officially graduated yet, i hope soon :)

There are so many things that i will tell everyone in this post.

First, it's about my high school life.
The exam went well, i guess. I hope the result will come out good as well. I've been put so many hardworks for the exam and i hope it will be paid off really soon. So, i think this is the end of my high school life. I'm happy, of course. But i kinda sad too. It's just, oh God do i really have to leave everything just like that, it's hard. It will be strange, i will miss everything, all those shits, all those high school dramas, all those crazy assignments, and all those precious people in school. But i wanna thank everyone who already made my high school life, for people who made it amazing and unforgettable. You guys are so wonderful.

Second, it's about my life.
Things are good lately. I had hard times at the end of last year and the beginning of this year. It was really hard, but now it's fine, things are great, people are nice, and life's nice. I've learned so many things about friendship, love, and many more. Don't give too much to someone who doesn't deserve anything. Don't judge book by its cover. You never know what you got 'till it's gone. Stay strong. Talk to God, always. Those things (i hope) will make me become a better person.

Third (the special part), HOLIDAY!
I can't believe it that i have almost three months for holidays. For all of those hectic months, finally it's here. Holiday is here. Well, actually i haven't made my holiday plans yet. But i'm sure i know what i really want. First, i really want to finish all of those writings that have been delayed due to examination. I need to write, about anything. And second, movies and drama series! You guys know how much i love korean dramas. Third, books! Those titles already there in my reading list, hopefully i will read them soon. Fourth, traveling. I'm not quite sure about this one. I have never been travel without my family or friends before. I'm not an expert in this one. But i've aleady thought about this before. I've searched on the internet about some places in Indonesia which sound great to visit. It sounds fun to go to places by train with bestfriends, taking photos of beautiful places. But i will think more about it. :)

Last but not least, i just made my very first playlist in 8tracks. I've always loved 8tracks from the first time i knew that site but i've never got a chance to make one. So, here it is, finally i got a chance to make one. Hope everyone would like to listen. :)

Link to my 8tracks account: http://8tracks.com/citylights15/good-life

Have a remarkable holiday!



Selasa, 31 Maret 2015

Matahari, Bulan, & Bintang

Matahari dan bulan adalah satu.

Itulah persepsiku sejak kecil. Ayah bilang bahwa keduanya memiliki fungsi dan tugas yang sama, yaitu untuk menerangi dunia dengan cahayanya. Matahari, pusat tata surya, benda bulat dan luar biasa besarnya itu, selalu menerangi bumi dengan cahayanya yang luar biasa indah. Dan bulan, sesuatu yang aku cintai di kala malam. Bulan bertugas saat matahari sudah lelah dan perlu beristirahat.

Matahari hanya menginginkan bulan, bulan hanya menginginkan matahari. Keduanya seakan-akan sudah ditakdirkan untuk satu sama lain. Walaupun waktu memisahkan mereka, tapi aku tetap percaya bahwa mereka adalah satu. Lagipula, tidak akan ada yang bisa menandingi matahari. Cahayanya begitu kuat dan memukau, membuat siapapun akan jatuh hati padanya, khususnya bulan.

Tidak boleh ada yang lain. Seharusnya, tidak boleh ada yang lain. Namun terkadang kita melupakan kehadiran bintang. Dulu, aku membenci bintang. Mengapa bintang harus menemani bulan di kala malam? Rasanya ingin aku memarahi bintang dan mengatakan bahwa bulan adalah milik matahari sepenuhnya. Lagipula, bintang bukan apa-apa jika dibandingkan dengan matahari.

Namun kini, aku menyadari sesuatu. Bintanglah yang paling berusaha. Bintanglah yang selalu ada. Bintang selalu ingin mencoba untuk terluhat di mata bulan. Dengan cahaya yang kecil dan wujudnya yang tidak sehebat matahari, bintang tidak pernah putus asa unttuk menemani bulan. Bintang berpikir, mungkin akan ada saatnya dimana bulan akan melihat keberadaannya dan melupakan matahari yang begitu hebatnya.

Seperti aku, yang tidak pernah berhenti mencoba agar kau lihat dan kau terima keberadaannya.

Selasa, 28 Januari 2014

Better days are coming

Selamat siang!

Today, i want to look formal, i mean in this blog. I'm gonna be using "saya". Okay, that's really unnecessary, nobody will read my writing anyway.

Januari udah hampir selesai, for about 2 days left. Tapi hawa-hawa tahun baru masih terasa, khususnya bagi saya. Sebenernya, nggak ada yang spesial tentang segala perayaan tahun baru. Meniup terompet setelah menghitung mundur 3, 2, 1. Berlomba-lomba melukis langit dengan berbagai macam kembang api yang berwarna-warni. Berkumpul bersama orang-orang tersayang, which is my favourite moment. Nggak ada yang tau tujuan dari semua perayaan itu. But everyone always do that, celebrate the new year's eve. Termasuk saya.
Saya merayakan tahun baru bersama keluarga besar di alun-alun sebuah kota di Jawa Tengah. Ramai dan menyenangkan. I always attracted to lights. Melihat langit kelam malam yang di warnai dengan kembang-kembang dan seolah-olah langit itu menyala, ikut merayakan kebahagiaan dengan makhluk di bawahnya. That's just one of little things i always adore.
Semua orang pasti berharap ingin sesuatu yang lebih baik dan something bigger also greater in 2014. Sesuatu yang  belum pernah mereka rasakan di 2013 dan tahun-tahun sebelumnya. Banyak juga yang telah menyusun resolusi untuk 2014, begitu pun mereka yang menyesal karena resolusi tahun 2013 belum terwujud. But hey, you still have 2014. Let's do lots of things in 2014, something good and something useful.
Untuk saya sendiri, masih banyak hal-hal yang saya inginkan dan belum terwujud di tahun kemarin. That doesn't mean i need to give up. Seperti janji saya untuk menyelesaikan tulisan-tulisan saya yang tertunda dan tertinggal begitu saja karena kehabisan ide dan menumpuk begitu saja di dalam folder. Dan beberapa hal yang belum bisa saya tinggalkan walaupun sudah tidak perlu dipertahankan, perasaan-perasaan yang masih menyiksa saya di setiap detiknya. I should just let things go.
Di tahun 2014 ini, saya harus mencoba lagi dan bangkit kembali untuk menjadi lebih mandiri. Untuk tidak terlalu bergantung pada orang lain. Saya tidak mau merasa kehilangan ketika orang itu pergi dan melupakan saya dengan begitu saja. Saya ingin lebih memerhatikan diri saya sendiri daripada orang lain. Saya ingin selalu merasa bahagia di setiap saat, eventhough it's impossible. Namun, karena 2014 telah datang, it means we still have chance to be a better person. We still have a lot of time to do things that we want. We still have time to believe something that we don't believe.
But the point is, we still have time to see the better days.

Senin, 12 Agustus 2013

Gray


Ini aku. Satu diantara mereka yang menikmati posisinya sebagai penonton. Mengamati suatu hal tanpa perlu diperhatikan. Menyukai tanpa perlu di sukai. Seperti matahari yang menikmati pemandangan makhluk hidup di bumi. Berlari, mendaki, bekerja, menari, menangis, melayang. Matahari tidak perlu di perhatikan, ia cukup menjadi penonton. Seperti aku.
            Aku suka mengamati dirimu. Diam-diam menjadi penontonmu. Menjadi latar belakang yang tidak perlu diketahui siapapun, termasuk kamu.
            Namun, aku bukan satu diantara mereka yang diam-diam melukis parasmu saat kamu sedang tertidur di bangku taman. Aku bukan satu diantara mereka yang suka memotret dirimu saat kamu menembakkan bola basket ke dalam ring.
            Aku hanyalah aku yang merasakan kebebasan sebagai pengamat dirimu yang menjadi objek dari setiap arah pandangku. Aku tidak perlu apapun selain kamu yang ada di depan sana. Dengan segala hal yang kamu lakukan, hitam berubah menjadi jingga, putih berubah menjadi kuning. Semuanya terang, denganmu.
            Aku seperti jejak yang semakin memudar dan tidak berharap ditemukan. Aku ada tetapi tidak nyata. Aku jingga, tetapi abu-abu. Tetapi aku merasakan ketenangan menjadi latar belakang, karenamu.
            Kemudian ia datang.
            Karena dirinya, aku mengharapkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih. Ia menunjukkanku bahwa ada sesuatu yang lebih sempurna daripada menjadi penonton, yaitu disisimu. Melihat dirinya yang bisa berbagi tawa denganmu, berpandang-pandangan denganmu, menyentuh kehangatan kulitmu, berbicara denganmu. Aku ingin lebih dari sekedar memperhatikan bayanganmu. Lebih dari menjadi latar belakang dan penonton. Lebih dari sekedar merasakan kebebasan sendiri, tetapi denganmu. Lebih dari sekedar jingga, aku ingin pelangi.
            Tapi lagi-lagi ini hanyalah aku. Satu dari mereka yang hanya bisa duduk sebagai penonton. Menikmati bayanganmu dari kejauhan.

Kamis, 30 Mei 2013

--



Entah apa yang membuatku terbaring lemas sambil menatap langit malam tanpa memikirkan apapun. Malam ini, bintang-bintang senantiasa menemaniku di atas langit. Sinar bulan itu juga tak kunjung meredupkan cahayanya. Namun, itu tidak cukup bagiku. Jutaan bintang, serta cahaya bulan, tidak ada artinya bagiku.
 Aku menghela napasku pelan. Berusaha menenangkan diriku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tetapi aku tidak bisa. Aku tak bisa walaupun aku ingin. Seharian ini, ototku menegang. Semuanya buram. Kesadaranku lenyap. Aku tak bisa fokus pada apapun, kecuali dia. Dirinya.
            Sebuah pengharapan bodoh yang membuatku jatuh pada lubang sedalam ini.  Sudah kuperingkatkan pada diriku sebelumnya, jangan pernah harapkan itu akan terjadi. Tetapi, aku masih melakukannya. Aku masih berharap hal itu akan terjadi.

            Tahun ini jauh lebih buruk daripada tahun kemarin.

            Tahun ini, ia jauh di sana. Sebesar apapun rasa rinduku, aku tak bisa melihatnya untuk meredakan perasaan ini. Tetapi tahun kemarin, aku masih bisa melihatnya. Kau masih dekat, dan itu sudah lebih dari cukup bagiku. Walau kau tidak mengatakan kata-kata itu. Selamat ulang tahun.
            Dia tak pernah mengatakan apapun. Dia tidak pernah berjanji padaku untuk mengatakannya. Akulah si bodoh yang tetap menanti. Selama ini aku tidak sadar, aku telah jatuh cinta pada imajinasiku sendiri. Dia sempurna di dunia imajinasiku. Ia mengatakannya, bahkan ia memelukku. Ia memberiku segalanya yang aku inginkan.

            Tapi, itu tidak nyata. Dan tidak akan pernah menjadi kenyataan.

            Satu menit lagi semuanya akan berakhir. Umurku berganti, tanggal berganti. Kecuali aku. Aku masih di sini. Menunggu dia mengucapkan kata-kata itu, yang seharusnya ia katakan 24 jam yang lalu.

            Aku masih menunggu.